Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar menginisiasi pelaksanaan kajian penelitian mengenai aspek sosial dan ekonomi kota Makassar di tahun 2020. Kajian ini difokuskan pada memperoleh gambaran mengenai dua tema pokok yaitu kondisi ekonomi kota Makassar dan kondisi sosial kota Makassar. Secara rinci, analisis kondisi ekonomi mengkaji mengenai pertumbuhan ekonomi, ketenagakerjaan, tingkat infllasi dan rasio gini. Sementara untuk analisis kondisi sosial lebih kepada analisis kondisi demografi, Indeks Pembanguna Manusia (IPM), dan Kemiskinan.
Kajian ini diselenggarakan dengan melibatkan bapak DR. Agussalim sebagai peneliti senior pada Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan (P2KP) Universitas Hasanuddin dan Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Untuk pengumpulan, pengolahan data, dan analisis data, tim penyusun dibantu oleh Muhammad Afif Sallatu, SE, M.Sc. dan Salman Samir, SE, M.Sc. dari Lembaga Konsultan Local Governance Celebes (LOGOV) Makassar.
Beberapa temuan dalam kajian ini secara umum antara lain: kinerja perekonomian kota Makassar dalam lima tahun terakhir masih tetap solid dan konsisten berada dalam tren yang terus membaik. Dari sisi lapangan usaha, capian pertumbuhan ekonomi Makassar pada tahun 2019 didorong oleh pertumbuhan di sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor jasa perusahaan. Sementara, dari sisi penggunaan, capaian pertumbuhan ekonomi utamanya dipengaruhi pertumbuhan konsumsi RT yang tetap stabil dan konsumsi LNPRT yang tumbuh pesat. Sejalan dengan kondisi tersebut, pendapatan per kapita dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan. Sementara tingkat inflasi dan rasio gini mengalami penurunan.
Untuk aspek sosial, secara umum, kondisi demografi (jumlah, laju pertumbuhan, penyebaran, dan tingkat kepadatan penduduk) mengalami peningkata. Sementara untuk IPM tergolong sangat tinggi sejak tahun 2016. Selain itu, jumlah dan persentasi penduduk miskin relatif mengalami penurunan dan indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskina (P2) juga mengalami penurunan.