Penyebaran Covid-19 atau virus corona kian meningkat di Sulawesi Selatan. Per 30 Maret 2020, jumlah orang yang terpapar positif mencapai 50 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) sekitar 630 orang dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sekitar 105 orang. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena dapat mengganggu stabilitas perekonomian Sulawesi Selatan. Produksi barang menurun seiring dengan perlambatan konsumsi rumah tangga. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pun tak terhindarkan hingga penurunan daya beli. Akhirnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan menurun drastis disebabkan oleh penurunan kinerja sektor produksi dan sektor pengeluaran. Untuk itu, upaya seluruh pihak diperlukan untuk mengoptimalkan penanganan masalah pandemi ini agar menjadi sentimen positif bagi ekonomi Sulawesi Selatan.
Pemerintah daerah Sulawesi Selatan saat ini lebih banyak mengacu pada pendekatan social distancing, disamping banyak pihak yang mendesak alternatif kebijakan karantina wilayah (lockdown) agar juga diambil oleh pemerintah. Sayangnya, desakan tersebut belum banyak didasarkan pada perhitungan dan simulasi ekonomi yang jelas. Untuk itu, tim peneliti LOGOV Celebes mencoba menyajikan evidence dalam menakar kedua skema tersebut (i.e. social distancing, karantina wilayah) dalam rangka memberi gambaran yang lebih komprehensif.
Dalam mendiseminasi hasil kajian yang telah dilakukan, tim peneliti LOGOV Celebes telah menjabarkan hasil kajiannya ke dalam dua bahan, yaitu mini paper dan materi powerpoint yang dapat diakses dengan mengunduh lampiran di bagian bawah (kolom kuning) halaman ini.