Beras untuk rumah tangga miskin (Raskin) merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang sudah berjalan 21 tahun di Indonesia, namun dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga masih menimbulkan perdebatan. Studi ini bertujuan untuk mengkaji adanya variasi dampak program Raskin terhadap konsumsi makanan dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Untuk menghitung adanya variasi perilaku konsumsi rumah tangga penerima Raskin pada berbagai kelompok pengeluaran, model estimasi yang digunakan adalah regresi multivariat dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah tangga paling miskin (20% terbawah) secara relatif mengalokasikan sumber daya lebih banyak untuk konsumsi beras dan makanan pokok dibanding rumah tangga yang kurang miskin (20% teratas).Efek substitusi yang diharapkan dari program Raskin juga terjadi, dimana rumah tangga yang kurang miskin secara relatif membelanjakan uang lebih banyak untuk makanan yang bernutrisi, sepertitelur dan susu, daging dan ikan.Namun, proporsikonsumsi rokok dan alkohol juga lebih tinggi pada rumah tangga yang kurang miskin. Hal ini mendorong perlunya perbaikan sasaran dalam program Raskin.
Penjelasan lebih lengkap dapat diunduh pada lampiran di bawah ini.